Papua
mempunyai potensi kekayaan alam yang sangat luar biasa, namun saat ini potensi
kekayaan alam itu belum dimanfaatkan secara maksimal, oleh karena itu Pemerintah
Provinsi Papua melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Papua
melaksanakan seminar bertempat di Hotel Aston Jayapura. Kepala Balitbangda
Provinsi Papua Ir. Omah Laduani Ladamay, M.Si menjelaskan bahwa pihaknya akan
mendorong pemanfaatan kekayaan alam yang ada di Papua, melalui sektor
kehutanan, tambang maupun pengembangan komoditas unggulan di Papua yang selama
ini belum dikelola dengan baik. Salah satu produk yang yang belum dikembangkan
secara baik adalah sagu yang manfaatnya luas biasa. Selain untuk memenuhi
kebutuhan pangan, juga untuk memenuhi kebutuhan energy biofuel, “Sagu juga
sangat bermanfaan untuk lingkungan, karena bisa manahan air, mereduksi CO2 dan
memberikan O2 yang besar,” ujar laduani Ladamay yang didampingi Guru Besar
IPB-Bogor Prof. Hariadi Kartodihardjo, MS.
Menurutnya,
selama ini konsep Pengelolaannya masih sebatas hutan sagu, belum dikembangkan
menjadi kebun sagu yang mempunyai manfaat budi daya yang baik ke depan.“Kemarin
kita lakukan kajian atau penelitian bekerjasama dengan Uncen, ternyata dari
sagu menjadi tepung saja nilai tambahnya antara 400-500%. Sayangnya selama ini
kita tidak maksimalkan,” paparnya. Selanjutnya,di daerah pegunungan,Tuhan
Anugerahkan Papua ini lahan yang berada
di ketinggian di atas 1.000 hingga 1.700 meter di atas permukaan air laut
sangat banyak, bahkan yang di atas ketinggian 3.000 meter juga sangat luas.“Ini
sangat cocok dengan kopi arabika. Tidak ada daerah di Indonesia yang mempunyai luas
dataran tinggi hingga jutaan hektar. Saya studi banding keToraja dan dari sana diperoleh
informasi bahwa kalau Indonesia mau menguasai pasar kopi arabika dunia, maka harus dimulai dari Papua karena Papua mempunyai
lahan ketinggian yang cukup luas,” tegasnya. Yang berikutnya lagi, Papua juga
mempunyai potensi tanaman kakao maupun hasil hutan bukan kayu yang mempunyai
nilai tambah tinggi, namun pengolahannya belum menggunakan teknologi tepat guna
sehingga belum bisa meningkatkan income masyarakat.
“Gubernur sering menyatakan bahwa tugas kita ke depan adalah membalikan 7 K yaitu kemiskinan, kebodohan,ketertinggalan, keterbela-kangan, kesenjangan dan terakhir kematian. Mari menjadikan 7 K yang positif, oleh sebab itu kita perlu kerja keras untuk mewujudkan visi beliau. Oleh sebab itu tema yang kita angkat dalam seminar kali ini yaitu penguatan hasil-hasil inovasi dan pengembangan produk derivatif komoditas unggulan di Provinsi Papua,” jelasnya. Mengapa pihaknya mendorong pengembangan produk derivatif ini? Karena pada tahun 2020 Papua akan menjadi tuan rumah PON XX. “Ini moment yang sangat tepat. Kalau ini kita dorong, maka peningkatan ekonomi masyarakat akan terasa hasilnya, sebab pada saat PON akan datang puluhan ribu orang. Di situlah ekonomi masyarakat kita akan bangkit,” tegasnya. Dengan seminar ini, para peserta diharap dapat memberikan masukan untuk peningkatan ke depannya, karena yang diundang bukan saja dari pemerintah, namun dari pihak perbankan, perguruan tinggi, LSM-LSM dan lainnya. Sehingga cara berpikir dan cara kerja kita ke depan semakin baik, agar visi misi gubernur dapat tercapai secara memuaskan,” pungkasnya. Sekadar diketahui, pembicara dalam seminar ini antara lain: Dr. Dodi Riyadmadji,MM., Prof. Dr. Ir. Hariadi Kartodiharjo,MS, Prof. Dr. Balthasar Kambuaya,MBA, Dr. Agapitus Ezebio Dumatubun, Dr. Arius Kambu,SE,M.Si, Budy,M.Si, Marcelino Yonas,ST,M.Eng, Agus Hartopo,S. Pd,M.MT, dan Irawan Eko Prabowo,ST,M.Eng.
